Restoran Yang Bising Lebih menarik Pengunjung

Rabu, 2/6/2010 | 18:05 WIB
KOMPAS.com - Suasana seperti apa yang Anda harapkan ketika ingin menikmati makanan di restoran? Apakah tempat yang sepi, dimana para waiter-nya tampak tidak mengalami kesibukan apa pun? Ataukah tempat yang tampak penuh pengunjung, meskipun Anda harus berada dalam waiting list untuk mendapatkan meja?
George Prochnik, penulis buku In Pursuit of Silence: Listening for Meaning in a World of Noise, mengeksplorasi fakta di balik musik yang mengalun di dalam restoran, suara menggema yang nyaring, hingga suara gelas dan piring yang berdenting-denting. Menurutnya, kebisingan di dalam restoran secara tak langsung ternyata memberikan pengaruh terhadap kesuksesan restoran tersebut. Membangun suasana dengan cara seperti ini bisa Anda tiru untuk restoran Anda sendiri.

1. Buat suasana menjadi ramai, karena restoran yang tampak ramai akan menarik orang untuk masuk. Menurut para pengusaha restoran, rumah makan yang bising sering dianggap "hidup" dan sukses. Kalau Anda ingin makan-makan, Anda pasti ingin mengunjungi tempat yang menyenangkan, dan membawa energi yang baik. Jarang sekali ada orang yang ingin makan di restoran yang selalu sepi, bukan? Untuk membuat restoran ramai, Anda harus menciptakannya. Undang teman-teman Anda untuk berkunjung secara berkala.

2. Desain yang modern memperkuat keramaian. Bagaimana dengan ruang yang minimalis tanpa banyak tirai atau karpet, dan meja-meja tanpa taplak? Tanpa tirai, karpet, atau taplak meja di dinding atau lantai, suara-suara tidak akan diserap, dan langsung memantul kembali ke penjuru ruangan. Kesan yang lebih bising pun tertangkap mudah oleh telinga.

3. Musik yang kencang membuat pengunjung larut dalam suasana. Percaya tidak, ada bukti-bukti ilmiah lho, yang menunjukkan bahwa semakin kencang dan cepat musiknya, semakin cepat (dan banyak) pengunjung menikmati hidangan. Dulu, jaringan restoran bahkan mengembangkan soundtrack yang diubah ke musik dengan tempo lebih tinggi dan dengan volume yang paling tinggi. Namun tentu hal ini harus disesuaikan dengan konsep restoran Anda. Musik yang kencang tentu tidak cocok diterapkan untuk rumah makan fine dining.

Meskipun demikian, penelitian juga menunjukkan bahwa orang cenderung makan lebih banyak dan lebih cepat karena mereka menikmati stimulusnya. "Gelombang suara secara harafiah memang menguatkan kita," ujar Prochnik.

Suara, atau kebisingan, mampu memberi pengaruh yang hebat pada suasananya. Sama halnya ketika Anda mengunjungi rumah makan dimana waiter atau waitress-nya bebas berteriak untuk menyampaikan pesanan Anda pada tukang masak. Terasa lebih hidup, bukan?